TRADISI WARGA KABUPATEN INDRAMAYU DI BULAN SAFAR

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB



Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyakarat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang di teruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan. karena tanpa adanya ini tradisi dapat punah. (Wikipedia)

Masyarakat Indramayu masih percaya akan adanya mitos tentang diturunkannya 1000 penyakit kebumi pada bulan safar. karena peristiwa tersebut masyarakat Indramayu memaknai bulan safar adalah bulan "bala". Bagi penduduk asli kabupaten Indramayu yang sampai saat ini masih patuh terhadap adat istiadat nenek moyang, ketika memasuki bulan safar atau bulan bala masyarakat Indramayu biasanya mengadakan syukuran dengan membuat kue cimplo ( kue sejenis apem yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan ragi).

Biasanya masyarakat Indramayu membuat kue cimplo ini untuk mengusir sial atau apes. sehingga setiap memasuki bulan safar atau bulan bala masyarakat Indramayu membuat Kue Cimplo, bahkan para ibu-ibu berbondong-bondong untuk membantu membuat kue cimplo. Kue cimplo ini sengaja dibuat dengan jumlah banyak bukan untuk di jual akan tetapi  untuk dibagikan ke tetangga dan saudara mereka. Orang Indaramayu menyebutnya dengan istilah irim-irim (membagikan makanan gratis ke tetangga dan saudara). 

Tidak semua warga Indramayu membuat kue cimplo. banyak juga yang sudah tidak percaya akan adanya teradisi ini. Keluarga saya termasuk salah satu masyarakat  yang tidak pernah membuat kue cimplo ketika bulan safar (nunggu kiriman dari tetangga aja hehe ) dan biasanya ibu saya hanya membantu saudaranya untuk membuat kue cimlo ini.  bulan safar atau bulan bala ini bertepatan juga dengan musim tanam padi oleh mayoritas penduduk Indramayu, sehingga dengan mengadakan syukuran ini semoga masyarakat Indramayu memiliki tanah yang subur. 

Kue cimplo ini biasanya dihidangkan dengan gula merah dan dicampurkan parutan kelapa yang dimasak hingga mendidih. cara memakannya kue cimplo ini dengan cara dicelupkan ke dalam gula merah tadi. istilah orang-orang Indramayu adalah dicocol gula merah :D 

Jadi tradisi di Indramayu pada bulan safar adalah membuat kue cimlo yang bertujuan untuk menolak sial atau apes. benar atau tidaknya mitos ini wallahu'alam. tetapi tradisi membuat cimplo di bulan safar masih berlangsung hingga sekarang. Sekian pembahasan tentang tradisi warga Indramayu ketika bulan safar. Kurang dan lebihnya mohon maaf.



WASSALAMU'ALAIKUM WR. WB

Komentar

  1. Saya kangen makanan ini..
    Hanya saat bulan safar atau bulan bala kita bisa mendapatkan makanan ini secara gratis..
    Infonya sangat bermanfaat buat orang orang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaupun hanya saat bulan safar kita dapet makanan ini setidaknya sudah mengobati kerinduan sama makanan ini

      Hapus
  2. Nyokap gua bisa buatnya๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    BalasHapus
  3. Uwaahhh, jadi pengen, cocok ni buat jadi menu peneman sambil ngerjain tugas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. harus cobain lah orang jakarta biar tau makanan khas indramayu hehe

      Hapus
  4. Jadi pengen nyobain kaya apa rasa kue nya hehe

    BalasHapus
  5. Apa kue serabi hanya ada di Indramayu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Cirebon juga ada ko.. Ini namanya Cimplo. Klo serabi lingkarannya lebih besar.

      Hapus
    2. ini bukan kue serabi tapi cimplo hehe.. kue cimplo dan serabi beda banget.. bener banget warga cirebon juga bikin kue ini

      Hapus
  6. Tradisi sangat baik skarena berbagi juga ke tetangga lainnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

TOUR TO THE LIBRARY

MENGAPA SULIT UNTUK MEMAAFKAN KESALAHAN

PERAWATAN TANPA BIAYA YANG MAHAL

REVIEW (MASKER SPIRULINA)